Empat Janji Allah dalam Al-Qur’an

Oleh: Dwi Taufan Hidayat

SETIAP janji yang datang dari manusia tak selamanya bisa dipegang. Namun janji dari Allah adalah janji yang pasti, takkan pernah mengingkari. Dalam Al-Qur’an, Allah menyampaikan empat janji besar yang bisa menjadi pegangan hidup bagi setiap hamba yang merindukan ridha dan kasih sayang-Nya.

Dalam kehidupan yang kerap dihantam kegelisahan dan keraguan, janji-janji Allah menjadi pelita di tengah kegelapan. Ia tak sekadar penghibur hati, tetapi juga pegangan kuat yang mengakar dalam jiwa. Bila kita merenungi dan mengamalkan empat janji ini, hidup tak akan sekadar menjadi rutinitas fana, melainkan perjalanan yang sarat makna dan arah.

1. Janji Tambahan Nikmat Bagi Orang Bersyukur
Allah berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7:

﴿لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ﴾
“Jika kalian bersyukur, maka pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian. Tetapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Syukur bukan hanya ucapan “alhamdulillah”. Ia adalah kesadaran yang mendalam bahwa setiap detik kehidupan adalah pemberian. Syukur terwujud dalam lisan yang memuji, hati yang mengakui, dan anggota tubuh yang menggunakan nikmat itu untuk kebaikan. Janji Allah jelas: syukur mendatangkan tambahan nikmat. Sebaliknya, kufur nikmat membawa murka.

Ketika kita mulai merasa kekurangan dalam hidup, mungkin bukan karena nikmat kita sedikit. Tapi karena syukur kita yang kurang. Rasulullah ﷺ bersabda:

«انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ»
“Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat kepada orang yang berada di atas kalian. Maka hal itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah atas kalian.” (HR. Muslim no. 2963)

2. Janji Bahwa Allah Akan Mengingat Hamba-Nya yang Mengingat-Nya
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 152:

﴿فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ﴾
“Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat-Ku).” (QS. Al-Baqarah: 152)

Bayangkan, Dzat Yang Maha Tinggi berjanji untuk mengingat kita hanya karena kita mengingat-Nya. Zikir bukan sekadar rutinitas lisan. Ia adalah jalinan hubungan antara hamba dan Rabb-nya. Di tengah sibuknya dunia, mereka yang tetap menautkan hatinya pada Allah adalah hamba-hamba yang istimewa.

Rasulullah ﷺ bersabda:

«يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: أَنَا عِندَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ…»
“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, maka Aku mengingatnya di hadapan makhluk yang lebih mulia dari mereka.” (HR. Bukhari no. 7405, Muslim no. 2675)

3. Janji Allah Tidak Mengazab Orang yang Beristigfar
Allah berfirman dalam Surah Al-Anfal ayat 33:

﴿وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ﴾
“Dan Allah tidak akan mengazab mereka, sementara engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka. Dan Allah tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)

Istigfar adalah rahmat yang dibentangkan Allah sepanjang waktu. Ia adalah pintu ampunan yang tak pernah tertutup, bahkan ketika dosa kita menggunung. Betapa besar kasih sayang Allah, hingga istigfar menjadi perisai dari azab.

Rasulullah ﷺ bersabda:

«طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا»
“Berbahagialah orang yang mendapati dalam catatan amalnya istigfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah no. 3818, hasan)

Kita mungkin sering merasa jauh dari kebaikan. Tapi istigfar adalah jalan tercepat untuk kembali. Ia seperti hujan yang membersihkan dosa. Dalam setiap hela napas, istigfar bisa menjadi penyelamat dunia dan akhirat.

4. Janji Allah Mengabulkan Doa
Allah berfirman dalam Surah Ghafir ayat 60:

﴿وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِيٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ﴾
“Dan Rabb-mu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan untuk kalian.’ Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60)

Doa bukan hanya permintaan, tapi bentuk ibadah yang paling dalam. Ia adalah pengakuan bahwa kita lemah dan Allah Maha Kuasa. Bahkan ketika doa tak langsung dikabulkan, Rasulullah ﷺ mengingatkan:

«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو اللهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا»
“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan satu doa, yang tidak mengandung dosa dan memutus silaturahmi, melainkan Allah akan memberinya satu dari tiga: dikabulkan doanya, disimpan untuk akhirat, atau dihindarkan dari keburukan sebanding dengan doanya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Mengikat Janji dengan Tindakan

Janji-janji ini bukan sekadar teks indah. Ia adalah seruan kasih dari Allah untuk hamba-hamba-Nya yang mau kembali. Bersyukurlah, ingatlah kepada-Nya, perbanyak istigfar, dan jangan lelah berdoa. Maka hidup kita akan disertai cinta dan cahaya dari langit.

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang senantiasa bersyukur, berzikir, beristigfar, dan berdoa. Aamiin.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ تُحِبُّهُمْ وَتَرْضَى عَنْهُمْ
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Engkau cintai dan Engkau ridhai.”
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.